Selasa, 16 Agustus 2011

10 RESEP PENCUCI DOSA DAN OBAT PENYAKIT HATI

Hasan Basri RA berkata : Pada suatu hari aku mengelilingi lorong kota Bashrah dan pasarnya bersama seorang pemuda ahli ibadah.  Ditengah perjalanan aku bertemu seorang tabib.  Dia duduk di kursi yang di hadapanya banyak orang baik laki-laki maupun wanita serta anak anak, yang membawa botol berisikan air.  Setiap seorang dari mereka bermaksud meminta obat yang tepat bagi penyakit yang mereka derita.
Selanjutnya majulah pemuda yang ahli ibadah itu kepada tabib tersebut, lalu berkata: "Wahai tabib, apakah engkau mempunyai obat yang dapat membersihkan dosa dan mengobati penyakit hati?"
Tabib tadi menjawab " Punya"
Pemuda itu berkata lagi " Tolong berilah aku obat tersebut."
Tabib menjawab " Ambilah sepuluh resep dariku berikut ini :
  1. Ambilah akar pohon kefakiran dan akar pohon ke tawadhu'an.
  2. Masukan akar tobat ke dalamnya.
  3. Masukkanlah ketiga unsur itu ke dalam lesung ridha.
  4. Tumbuklah sampai halus dengan tumbuk qana'ah
  5. Masukan semua itu dalam panci taqwa.
  6. Tuangkan air malu ke dalamnya.
  7. Didihkan semua itu dengan api mahabbah.
  8. selanjutnya, tuangkan semua itu ke dalam mangkuk syukur
  9. Dinginkan apa yang ada di dalam mangkuk syukur itu dengan kipas raja'
  10. Minumlah semua itu dengan sendok pujian.
 Jika engkau dapat melaksanakanya, maka semua itu akan menyelamatkan dirimu dari berbagai jenis penyakit dan musibah di dunia dan akhirat."

Kefakiran dan ketawadhu'an diibaratkan dengan sebuah pohon, sebab keduanya merupakan sesuatu yang tinggi nilainya di sisi Alloh SWT.  Adapun akar berfungsi sebagai faktor hidupnya sebuah pohon.  Maknanya adalah carilah faktor-faktor yang bisa menjadikan seseorang mampu menerima kefakiran secara ridha dan mampu bersikap tawadhu.
Ibnu Athaillah berkata " Tawadhu' akan menjadikan seseorang mudah menerima kebenaran."
Ibnu 'Abbas berkata " Termasuk kategori tawadhu' adalah seorang mau minum dari sisa air minum saudaranya."
Al Qusyairi berkata "kefakiran adalah simbolnya auliya'(para wali), permatanya ashfiya'(orang orang yang berhati bersih), dan merupakan sesuatu yang Alloh pilihkan untuk hamba-hamba pilihan-Nya dari atqiya' (mereka yang bertakwa) dan anbiya'(para nabi).
Abu 'Abdullah Al Quraisyi berkata "Hakikat mahabbah (rasa cinta) adalah memberikan semua yang engkau miliki kepada pihak yang engkau cintai hingga tidak bersisa sedikit pun."

Raja' (penuh harap) adalah senang dengan adanya karunia alloh.  Ada pula yang mengatakan bahwa raja' adalah meyakini luasnya rahmat Alloh.

Disunting dari "NASHAIHUL IBAD" karya  Imam Nawawi Al Bantani .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar